OLEH
NOVIA RAHAYU KARTIKA SARI
Mata indah itu mulai menatapku hangat, bulu kudukku terasa merinding tiba-tiba, jantung pun berdetak lebih kencang dari biasanya seperti musik kendang irama musik dangdut dag dig dug. Entah mengapa perasaan konyol itu muncul saat dia ada di hadapanku. Membuatku jadi kikuk tak berkutik, padahal dia kelihatan biasa-biasa saja saat ada di dekatku. Hmm...mungkin perasaanku ini bertepuk sebelah tangan, siap-siap saja lem untuk merekatkan kepingan-kepingan hati yang patah. Lelaki yang bisa membuatku seperti itu hanyalah Yan Raditya Lesmana, lelaki tampan idola gadis-gadis remaja bak selebrita terkenal di SMA HARAPAN JAYA. Selain tampan, dia juga cerdas, tegas, lucu, baik, dan....
“Woy!Nay!Kamu kok ngelihatin aku kayak gitu sih?” , sentak Radit padaku yang sedari tadi memperhatikannya tak berkedip.
"Ehm..ya
ya ya maaf, Dit. Ta tadi kamu ngomong apa ya?” Jawabku terbata-bata.
“Astaga Nayla!Aku dari tadi lagi
ngomongin soal project kita.Kamu belum sarapan ya mangkannya nggak fokus?.” Tanya radit lembut sambil menepuk pundakku.
Hal itu membuatku semakin terdiam dan terpaku. Ya Tuhan, seorang Yan Raditya
Lesmana menepuk pundakku, Aku merasa burung-burung kecil menari-nari di atas
kepalaku.
“Ehm..i
iya belum, hehe.” Ucapku gugup
Sambil tersenyum tipis Radit berkata,“Oh..ya udah kita ngomonginnya
di Kantin aja biar kamu bisa sarapan,gimana?.”
Aku pun menjawab segera,“ Oh iya
boleh kalau gitu.”
Betapa gembira dan beruntungnya
aku pada hari itu, memiliki kesempatan emas untuk lebih dekat dengan orang yang
aku idamkan. Begitu banyak gadis-gadis yang iri melihatku dan Radit di Kantin.
Ada yang memandang sinis lalu berbisik, ada yang lalu lalang di depan meja kami
untuk mencari perhatian, dan banyak hal-hal konyol yang mereka lakukan. Risih sebenarnya,
tapi cuek saja lah, anggap saja mereka tidak ada karena bagiku hanya ada aku
dan my prince Radit.
“Ciye!Yang habis berdua’an sama Princenya.”,Senggol Icha mengagetkan aku yang sedang
melamun di kelas.
“Haduh Icha ngagetin aja deh,
Nanti kalau jantungku copot gimana?Mau tanggung jawab”, Ujarku sedikit kesal.
“Aduh lebay amat neng, Emang
jantungmu itu buatan Cina apa bisa copot segala?” Goda Icha.
“Haha..iya deh, tadi aku makan
berdua sama Radit di Kantin, Cha. Ya
ampun! Coba rasain deh detak jantung ku!” ceritaku tergesa-gesa sembari menarik
tangan Icha menyentuh dadaku.
“Wah wah wah...pasti banyak yang
iri sama kamu,Nay.”
“Iya banget banyak yang cari
perhatian tuh sama Radit,ngganggu orang lagi berdua’an aja. Tapi biarin ah,
yang penting ini bisa jadi langkah awal menuju hatinya my prince.”
“Aamiin aku dukung 1000% deh buat kamu, tapi kerjain tugas biologiku ya?” Kata
Icha dengan senyum penuh rayuan.
“Eh..apa’an coba? Kemaren tugas
matematikamu udah aku kerjain sekarang biologi.Oh tidak bisa.” , Tolakku sambil
menggoyang-goyangkan jari telunjuk tanda tak mau.
“Ya elah, Nay pelit amat sih.”
Tak terasa bel pulang sekolah
pun berbunyi. Saat yang paling ditunggu para siswa SMA HARAPAN JAYA dari sekian
jam yang telah mereka lalui di sekolah. Seperti biasa, Icha dan aku pulang
berjalan kaki bersama. Di perjalanan, kami melihat Radit sedang bersama
laki-laki di Taman kota penuh dengan tanam-tanaman asri nan sejuk yang tidak
jauh dari sekolah. Gerak-gerik mereka tampak mencurigakan.Karena penasaran, aku
memaksa Icha yang sebenarnya sudah ngantuk berat untuk memata-matai mereka.
“Huamm...Ngapain sih,Nay kita
ngurusin urusan cowok?Mungkin aja mereka lagi nongkrong bareng, lagi ngomongin
cewek atau apalah. Nggak usah mikir aneh-aneh lah.” ,Gerutu Icha seusai menguap
beberapa kali.
“Ssstt....udah jangan berisik
deh,Cha. Aku tuh penasaran sama mereka. Ntar aku kerjain deh tugas biologi
kamu.”, Rayuku pada Icha.
Icha tertawa girang sambil
berkata,“ Hahaha.Beneran nih? Nah..kalau begini kan jadi semangat asistenmu
ini.”
Ku taruh jari telunjukuk di
bibir Icha sambil mendesi, “Sstt.”
Aku dan Icha melangkah mengendap
– ngendap bagaikan seorang maling motor amatiran. Kami semakin dekat dengan Radit
dan teman lelakinya itu. Kami mencoba menguping pembicaraan mereka di balik
semak-semak hijau segar yang jaraknya hanya beberapa langkah dari posisi Radit.
Terdengar mereka sedang membicarakan sesuatu sambil tertawa. Awalnya
biasa-biasa saja, tapi ternyata ada hal mengejutkan disana.
“Nggak ada yang tahu tentang hubungan
kita kan sayang?”, Ungkap Radit dengan mencium pipi teman lelakinya itu.
“Iya dong sayang, kamu kan
keren,cakep,gagah,nggak akan ada yang mikir lah kalau kamu itu punya pacar
laki-laki.”, Balas teman lelaki Radit sambil memeluknya erat.
“Aku lebih tertarik sama kamu
daripada sama cewek-cewek yang ribet itu, sayang.”, Tambah Radit
"Tapi kok tadi aku dengar gosip
dari teman-teman kamu kalau kamu tadi PDKT sama cewek yang namanya Nay Nay
siapa? Ehmm..Nayla.” , Ucapnya cemberut.
“Ya enggak lah, itu Cuma trik
aku aja biar nggak ada yang curiga kalau aku itu homo.Jadi, dia Cuma aku
jadikan alat agar hubungan kita nggak ketahuan soalnya aku tahu kalau cewek
bodoh itu naksir sama aku.” Jawab Radit percaya diri.
Sungguh tidak ku sangka ternyata
lelaki idamanku,harapanku,masa depanku adalah seorang homo. Dan yang paling
menyakitkan, dia menjadikanku alat untuk menutupi aibnya itu. Hati yang dahulu
terasa berdebar-debar ketika melihat dirinya, debaran cinta itu kini berubah
menjadi debaran kebencian yang membakar raga, oh sungguh tega. Aku sebenarnya
sudah muak melihat mereka. Tapi aku ingin memberi Radit pembalasan akibat
mempermainkanku.
Ku remas-remas daun semak-semak
sambil menggerutu pelan,“Ihh...sekarang aku ngerasa jijik sama itu anak."
“Iuh...nggak nyangka deh cowok
seganteng dan sekeren Radit ternyata homo, mesra banget lagi sama pacarnya
itu... hiiihhh jeruk makan jeruk.” , Ujar Icha jijik.
“Ahh... aku ogah suka sama tuh
anak lagi,amit-amit jabang bayi.”, Kataku
sambil menggidikkan bahu.
Mendengar perkataanku,Icha pun
langsung meledek sambil tertawa, “Hahaha...makan tuh prince homo.Udah kita
pulang aja yuk, nggak ada manfaatnya liat cowok homo pacaran di taman, yang ada
nanti kita bisa mual lihat mereka."
“Ihh...iya deh pulang aja yuk
pulang, males juga di sini.” Ku tarik tangan Icha untuk segera pergi
meninggalkan tempat itu.
Setelah kejadian memuakkan itu,
aku sudah tidak pernah lagi berinteraksi dengan Radit, tiap kali dia mengajakku
bicara aku selalu mencoba menghindar,apalagi jika mengingat peristiwa waktu itu
aku merasa tidak ingin lagi mengenal Yan Raditya Lesmana. Akan tetapi, hikmahnya aku jadi lebih waspada
dalam memilih lelaki idaman. Ya seperti di depan dia keren,ganteng,ramah,cerdas
tapi di belakang oh ternyata dia seorang homo atau oh ternyata dia seorang yang
tidak sesuai dengan apa yang kita pikir sebelumnya.
0 komentar:
Posting Komentar