Assalamu’alaikum
W.W
Manusia merupakan makhluk sosial artinnya manusia tidak dapat hidup sendiri tanpa bantuan orang lain.Untuk itu, perlu ada interaksi yang baik antarsesama manusia agar tercipta suatu keharmonisan. Kehidupan manusia tidak selalu mulus-mulus saja,pasti akan ada gelombang yang menerpa.Ya seperti itulah hubungan manusia kadang baik kadang buruk, kadang rukun kadang tidak. Kerukunan itu pasti diidamkan seluruh manusia di muka bumi ini namun tidak dapat dipungkiri jika suatu saat akan terjadi cekcok yang berujung konflik.
Remaja merupakan usia dimana manusia sedang
labil-labilnya.Emosi naik turun, sulit bagi para remaja mengontrol emosi dengan
baik karena itu kebanyaakan para remaja sering hilang kendali dalam bertindak,
apalagi di usia remaja merupakan saat dimana remaja mencari jati diri. Banyak
keonaran yang dilakukan para remaja misalnya tawuran, membolos, minum-minuman
keras, merokok, dan lain sebagainya.Oleh karena itu perlu adanya pengawasan dan
pendekatan dini agar tidak terjadi hal-hal yang dapat merugikan diri para
remaja itu sendiri. Remaja kadang sulit untuk dinasehati, ada pepatah yang
tepat untuk menggambarkan “TUT WURI HANDAYANI, DITUTURI TAMBAH WANI ( Tut Wuri
Handayani, Dinasehati Malah Berani)“.
Nah, pada topik kali ini saya akan membahas mengenai konflik khususnya konflik antar remaja.Kenapa konflik antar remaja? Karena selain saya juga masih remaja, konflik antar remaja lebih menarik untuk dibahas,hal ini disebabkan emosi para remaja yang labil dalam mengatasi konflik dengan teman sepermainannya. Kira-kira pernahkah anda mengalami konflik dengan teman anda? Sebagian besar pasti akan menjawab iya karena seperti yang telah saya jelaskan sebelumnya bahwa hubungan antarmanusia tidak bisa mulus-mulus saja. Namun apa pemicu timbulnya konflik? Pemicu konflik di kalangan remaja sangat beragam seperti masalah percintaan ( cinta segitiga, putus cinta, perselingkuhan, dll) , salah bicara yang dapat menyakiti perasaan, saling menyalahkan karena suatu masalah yang menimpa, dan masih banyak lagi pemicu lainnya. Anda pasti sudah tahu karena pernah menjadi seorang remaja, bukan?
Kasus konflik di kalangan remaja rata-rata karena
kesalahpahaman, ya mungkin karena emosi yang masih labil membuat remaja
cenderung grusah-grusuh tanpa mendengar dulu penjelasan atau informasi yang
disampaikan dengan baik dan tenang sehingga cepat menyimpulkan yang tidak-tidak. Sikap egoisme (mau menang
sendiri) yang tinggi juga dapat menjadi pemicu konflik, karena jika semua
berpegang teguh pada egonya masing-masing dan tidak ada yang mau mengalah percik-percik
api akan muncul di tengah-tengah pembicaraan yang sejak awal mulai panas. Sikap
remaja yang cenderung suka menyalahkan orang lain turut menjadi alasan timbulnya konflik, padahal belum tentu
paling benar tapi merasa paling benar.
Ya begitulah konflik antar remaja,bagaimanakah solusi yang
tepat untuk meredakan konflik tersebut? Untuk para remaja yang sering cekcok
dengan temannya sebaiknya jangan mudah tersulut emosi dulu, jangan bicarakan
apapun sampai situasi sudah benar-benar tenang,ketika situasi sudah tenang coba
bicarakan secara baik-baik dengan begitu masalah selesai semua senang. Sebisa
mungkin hindari sifat egois, karena keegoisan yang membuat konflik menjadi
berkepanjangan karena tidak ada titik temu antara satu dengan yang lain. Jangan
menelan mentah-mentah informasi yang anda terima, konfirmasi terlebih dahulu
kebenarannya agar tidak terjadi kesalahpahaman, jadi masalah apapun sebaiknya
langsung dibicarakan jangan jadi pengecut yang suka ngomong di belakang. Jangan
suka menyalahkan orang lain,lebih baik interopeksi diri sendiri, sudah benarkah
anda?Sekian yang dapat saya sampaikan,kurang lebihnya mohon maaf. Saya hanya penulis amatir, modalnya hanya percaya diri . Terima kasih
Wassalamu'alaikum W.W
0 komentar:
Posting Komentar